Setiap Siswa Akan Menerima E-Sabak Sebagai Alternatif Pengganti Buku Pelajaran
Pemerintah akan menyediakan sarana pengganti buku siswa dengan menggunakan fasilitas E-Sabak ( Sabak Elektronik). Alasan mengapa pemerintah akan melakukan pengadaan sabak
elektronik atau disingkat e-Sabak sebagai solusi alternatif untuk mengganti buku pelajaran adalah untuk efisiensi proses distribusi buku ke setiap sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa biaya pengiriman buku ke luar jawa sangatlah besar. Sehingga dengan pengadaan E-Sabak maka akan ada efisiensi anggaran dari segi biaya pengiriman.
Anies Baswedan menjelaskan, jika setiap anak memperoleh sakan ebuah e-Sabak. Didalam E-Sabak tersebut sudah terdapat semua materi pelajaran yang akan dipelajari. Namun
demikian, penggunaan sarana e-Sabak yang berbentuk tablet, proses pengadaan E-Sabak akan dilakukan dengan cara bertahap.
Seperti kita ketahui, sabak atau batu sabak adalah batu yang digunakan untuk alas menulis pada masa sekolah jaman dahulu, sebelum adanya fasillitas papan tulis disekolah.
Seperti kita ketahui, sabak atau batu sabak adalah batu yang digunakan untuk alas menulis pada masa sekolah jaman dahulu, sebelum adanya fasillitas papan tulis disekolah.
Tahap pertama, E- Sabak ini berperan sebagai buku elektronik saja. Sehingga pemanfaatanya sama halnya dengan buku elektronik.
Mendikbud Anies juga mengatakan, bahwa setiap unit E-sabak yang akan diterima siswa tidaklah povider itu yang akan menyelesaikan permasalahannya.
mereka beli. Ada jasa yang akan memberikan mereka
pinjaman penggunaan. Anies mengatakan seandainya ada masalah dengan E-Sabak maka jasa
Mendikbud menambahkan, dalam fase pertama ini , e-Sabak belum bisa tersambung dengan fasilitas layanan internet. Materi yang ada dalam tablet itu adalah berupa materi yang dikirimkan dan ditransfer, biasanya
kepada sekolah yan bersangkutan, melalui akses langsung dan kemudian difungsikan pada tablet
tersebut.
Inti utamannya adalah e-Sabak ini membuat kita lebih familiar kepada penggunaan
teknologi, dan secara bertahap akan membuat kita bisa belajar untk menggunakan
teknik- teknik yang lebih interaktif.
Tentu saja program ini juga tida lepas dari tantangan. Anies menambahkan, jika dalam menggunakan E-Sabak tersebut, tidak hanya siswa yang harus
belajar. Melainkan, guru pun harus dilatih. Bahkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan
tertinggal) fasilitas listrik menjadi satu tantangan utama.
Untuk mendukung program ini, pemerintah sedang berusaha keras untuk membangun sarana penunjang, baik fasilitas infrastruktur
ICT, maupun infrastruktur transportasi di daerah yang sulit terjangkau. Meskipun saat ini listriknya belum memadaisepenuhnya, masih
banyak cara untuk generating electricity itu. Mendikbud berharap kedepannya pasti akan punya fasilitas elektronik yang baik.
Demikian informasi tentang E-Sabak sebagai alternatif pengganti buku pelajaran.
Sumber: kemdikbud.go.id
Sumber: kemdikbud.go.id